Lagi-lagi dari sudut pandang bakul HIK....
Premanisme (berasal dari kata bahasa Belanda vrijman = orang bebas, merdeka dan isme = aliran)adalah sebutan pejoratif yang sering digunakan untuk merujuk kepada
kegiatan sekelompok orang yang mendapatkan penghasilannya terutama dari pemerasan kelompok masyarakat lain.(Nah ini dapetnya dari Wikipedia)
Namun tidak serta merta orang yang berkumpul atau bergerombol, bertato, nenggak minuman keras lantas kemudian dicap sebagai preman. Karena tidak semua 'preman'seperti itu. Okelah sekarang menurut pandangan seorang bakul HIK.. macem macem preman (berdasarkan pendapat bakul HIK) :
- Preman Terminal : Ini preman yang operasinya di terminal, kegiatannya malakin orang-orang yang baru pulang dari merantau.
- Preman Pasar : Jelas banget, ini preman yang operasinya di pasar. Ini termasuk kejem juga, kegiatannya malak bakul sayur (padahal untungnya juga g banyak), dan orang-orang yang menggantungkan kehidupannya dengan pasar.
- Preman Kampung : Lah ini preman yang paling ngeselin. Ini preman sukanya malakin tetangga. Biasanya ini sendiri ato didukung sama keluarga besar. Dan tentu saja dengan komunitas mereka.
Itu cuman klasifikasi preman berdasarkan pendapat bakul HIK yang bersifat SANGAT UMUM. Ada juga preman yang kata orang-orang pinter sebagai Preman Berdasi : uwah yang ini susah ngejelasinnya (soalnya menurut buku panduan bakul HIK ini tidak disebutkan). Dan para pengunjung HIK sewaktu membicarakan ini hanya ada dua orang tukang ojek seorang sopir angkit plat hitam, dan dua pengrajin batu bata. Hanya saja inilah menurut mereka :
- Seseorang yang memiliki otoritas dalam penerimaan PNS kemudian menyalahgunakannya dengan menetapkan sejumlah uang sebagai pelicin, ini preman juga
- Wartawan yang menjadikan ujung penanya sebagai alat pemerasan, ini preman juga.
- LSM yang teriak kemudian menjadikan kasus sebagai pemerasan, ini preman juga.
- Dompet SIM yang harus dibeli saat bikin SIM yang mau ngga mau harus dibeli, ini preman juga.
- Operasi kendaraan bermotor kok diarahkan "damai", yang pada akhirnya masyarakat mending "damai" daripada harus ke pengadilan, dan akhirnya menjadi budaya "damai", ini preman juga.
- Memanfaatkan ketidaktahuan masyarakat terhadap birokrasi di negara ini dengan memungut biaya lebih yang sangat lebih, ini preman juga.
- Memaksakan kepercayaan kepada orang yang sudah punya kepercayaan dengan berbagai cara, ini juga preman.
Yah begitulah negara ini dimata pecinta warung HIK. Kalo nurut pendapat pribadi, yah beginilah Indonesia, negara ini adalah surganya para preman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar